GARDU INDUK 150 kV BSB

                 Gardu induk 150 kV BSB merupakan salah satu gardu induk yang sementara dalam tahap pembangunan. Gardu induk ini menggunakan tegangan kerja 150 kV. Sejalan dengan rencana pembangunan gardu induk, maka hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah perencanaan sistem pentanahannya. Sistem pentanahan inilah yang akan turut menentukan keamanan peralatan dan orang yang berada disekitar gardu induk pada saat terjadi gannguan ke tanah.

Gardu induk bertujuan untuk menaikkan/menurunkan tegangan. Pada gardu induk ini terdapat beberapa peralatan antara lain transformator daya, pemutus tenaga, arrester, pemisah dan lain-lain. Frame dari peralatan-peralatan ini umumnya terbuat dari metal. Apabila isolasi peralatan tidak berfungsi dengan baik maka bagian-bagian peralatan yang seharusnya tidak bertegangan akan menjadi bertegangan. Akibat lain bila isolasi peralatan tidak berfungsi dengan baik adalah adanya arus gangguan (arus bocor) yang mengalir pada bagian-bagian peralatan yang terbuat dari metal dan juga mengalir dalam tanah di sekitar gardu induk. Arus gangguan ini menimbulkan gradien tegangan di antara peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan juga gradien tegangan pada permukaan tanah itu sendiri. Gradien tegangan di permukaan tanah ini dapat mengakibatkan terjadinya tegangan sentuh dan tegangan langkah yang bila melampaui batas keamanan akan berbahaya baik terhadap orang maupun terhadap peralatan itu sendiri. Besarnya gradien tegangan pada permukaan tanah ini tergantung pada tahanan jenis tanah. Untuk mencegah atau memperkecil gradien tegangan pada permukaan tanah tersebut dalam suatu gardu induk, maka rangka dari peralatan harus selalu ditanahkan yaitu dengan cara menambahkan elektroda pentanahan yang ditanam ke dalam tanah. Selama ini sistem pentanahan gardu induk yang banyak digunakan adalah sistem grid, dan sistem gabungan grid-rod. Kedua sistem ini jarak antara konduktor paralelnya sama (sistem grid simetri). Kelemahan dengan sistem tersebut adalah bahwa untuk memperoleh tegangan permukaan yang masih memenuhi syarat keamanan, dibutuhkan konduktor pentanahan yang lebih panjang. Berdasarkan hal ini maka untuk mendapatkan sistem pentanahan yang baik sesuai dengan struktur tanah, dalam penelitian ini digunakan sistem grid tak simetri dan dibandingkan dengan sistem grid simetri untuk masing-masing tegangan sentuh yang masih memenuhi syarat keamanan.



 


PLTU 1 JATENG - REMBANG

       PLTU 1 JATENG - Rembang yang berada di Rembang merupakan salah satu progam pembangkit percerpatan 10.000 MW yang akan segera beroperasi pada tahun 2010 yang berlokasi di wilayah kerja PT. PLN (PERSERO) PROKITRING JATENG & DIY.

       Penggunaan batu bara pada PLTU Rembang akan mencapai 1,9 juta ton per tahun. Proyek ini siap untuk diresmikan pembangunan pada 20 September oleh Pak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral," paparnya.

Kesiapan pembangunan berkapasitas 2x315 MW itu sesuai jadwal, menurut dia, untuk memenuhi imbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kepala negara sebelumnya meminta pembangunan PLTU crash program 10.000 MW harus tepat waktu. Proyek tadi juga diharapkan mendatangkan manfaat besar bagi bangsa Indonesia.

Selain sebagai proyek crash program, menurut Hary, pelaksanaan pembangunan PLTU Rembang sesuai jadwal karena proyek ini merupakan bagian dari Visi 75/100 PLN.

"PLTU Rembang unit I ditargetkan selesai pembangunannya pada September 2009. Sedangkan PLTU Rembang unit II akan rampung Desember 2009," tuturnya.

Organisasi tim

Proyek PLTU Rembang unit I dikerjakan oleh konsorsium Indonesia Malaysia (Zelan-Priamanaya) dan konsorsium Tronoh.

Pembangunan pembangkit listrik yang menelan investasi US$338,8 juta itu akan berdiri di atas lahan seluas 60 ha.

Tim proyek PLTU Rembang terdiri tiga orang dari PLN pusat dibantu beberapa tenaga ahli yang dilakukan secara outsourcing.

Pekerjaan rekayasa dan rancang bangun proyek itu dilakukan oleh PT PLN Jasa Enjiniring. Sedangkan pekerjaan supervisi konstruksi dilaksanakan oleh PT PLN Jasa Manajemen Konstruksi.

Hary menyebutkan jika dahulu setiap proyek bangga dengan banyaknya anggota pelaksana, kini terbalik.

"Sedikit orang dalam suatu tim proyek dengan mengoptimalkan unit PLN yang ada menandakan adanya efisiensi PLN dalam organisasi tim."

Tapi, mampukah organisasi tim PLN bekerja maksimal? Jawabannya, akan terlihat pada pelaksanaan pembangunan PLTU Rembang nanti. Apakah bisa terlaksana secara tepat waktu dengan mutu seandal PLTU lain.

Dirut PLN Eddie Widiono menyebutkan pendirian PLTU crash program 10.000 MW memiliki arti penting dalam mempersiapkan ketersediaan energi nasional masa depan.

Manfaat lain dari pembangunan PLTU crash program adalah penyerapan tenaga kerja yang besar.




PLTU INDRAMAYU

Paragraph.


SUTET 500 KV TJ. JATI - UNGARAN

Paragraph.